Miliki Dana Darurat, Untuk Hidup Anti Rungkat!

 

Ilustrasi dana darurat
Sumber: Freepik

Pak Soleh adalah seorang warga Desa Bahagia yang hidupnya aman, makmur, dan sejahtera yang tinggal bersama istri dan dua orang anaknya yang masih SD dan SMP. Ia adalah seorang buruh pabrik yang cukup mahsyur di Desa Bahagia. Suatu hari, terjadilah krisis ekonomi yang juga berdampak langsung pada pabrik. Pabrik terpaksa gulung tikar dan menghentikan keseluruhan operasionalnya karena omzetnya merosot tajam.

Pak Soleh tentu salah satu karyawan yang terdampak musibah tersebut dan terpaksa kehilangan satu sumber penghasilannya. Ia terkena PHK setelah mengabdi di perusahaan ini selama kurang lebih 15 tahun bersama rekan-rekannya yang lain. Bagi sebagian besar rekan-rekannya, kehilangan penghasilan ini adalah suatu kiamat bagi mereka. Tetapi tidak dengan Pak Soleh yang ternyata tersenyum optimis sendiri.

Ternyata, setiap bulannya Pak Soleh setidaknya menabungkan 30% dari total gajinya sebagai dana darurat. Ia juga telah menuliskan suatu rencana “rahasia” yang terkait dengan ini. Bahwa jika sewaktu-waktu dirinya terkena “musibah”, maka dana ini akan ia manfaatkan buat kebutuhan hidup selama satu tahun bersama keluarganya. Sementara, uang pesangon akan ia manfaatkan untuk mengembangkan usaha ternak lele dan jualan sarapannya agar kapasitasnya lebih besar.

Pada akhirnya, happy ending buat Pak Soleh dan keluarganya. Alhamdulillah, ia menjadi salah satu pengusaha lokal Desa Bahagia yang sukses dan menginspirasi, meskipun ia pernah kehilangan satu sumber penghasilan yang telah mendatanginya selama 15 tahun.

Ya, itulah salah satu gambaran dari dana darurat dan untuk apa sih sebenarnya dana darurat itu. Saat ini, istilah tersebut cukup trending di berbagai media sosial, dan banyak akun-akun yang membagikan konten terkait.

Tapi sebenernya, tau nggak kamu apa itu dana darurat atau emergency fund? Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana darurat merupakan dana yang sengaja disimpan untuk mempersiapkan keadaan darurat yang pastinya datang secara tak terduga. Salah satu contohnya seperti Pak Saleh yang tiba-tiba terkena PHK. Contoh lainnya seperti kecelakaan, bencana alam, dan kerusakan rumah.

Kenapa Wajib Punya Dana Darurat?

Orang nggak ada yang tau dengan musibah, karena datangnya seringkali sangat tiba-tiba. Yang namanya musibah pasti bukan hal yang ingin kita alami. Akan tetapi ia bisa datang kapan saja tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Oleh karena itu, kita harus selalu siap akan kedatangannya dengan memiliki dana darurat.

Seperti halnya daerah rawan gempa yang memiliki shelter yang selalu siap ditugaskan ketika terjadi bencana alam. Begitu juga dana darurat yang siap ditugaskan kapan-kapan musibah datang menghampiri kita. Sehingga, kita tidak perlu kebingungan lagi mencari uang tunai yang dibutuhkan untuk langkah mitigasi.

Dengan adanya dana darurat, kita bisa mengantisipasi kerugian yang lebih besar akibat terpaksa menjual barang-barang pribadi ataupun mengambil pinjaman. Ini tentunya membuat hidup lebih tenang dan siap dengan segala kemungkinan terburuk.

Dana darurat ialah bentuk implementasi dari peribahasa “Sedia payung sebelum hujan. Atau peribahasa (yang diada-adain): Selalu sedia jas hujan di motormu. Maka, cuaca tidak seharusnya jadi hal yang kamu khawatirkan lagi.

Tips Menabung Dana Darurat

Untuk memastikan bahwa dana darurat cukup saat kita gunakan sewaktu-waktu, tentu kita perlu mengetahui beberapa hal. Yaitu:

1.     1.Ketahui Penerimaan dan Pengeluaran Bulanan Anda

Satu hal yang paling utama, ialah kita harus dengan benar memetakan anggaran penerimaan dan pengeluaran bulanan kita. Tujuannya kita tahu seberapa besar sisa penerimaan bersih kita yang bisa ditabung untuk dana darurat. Tentunya kita memiliki kebutuhan hidup yang harus dipenuhi dengan uang yaitu sandang, pangan, dan papan bukan? Oleh karena itu, jangan sampai kita menyampingkan kebutuhan pokok kita di atas dana darurat.

Untuk memetakan cash flow bulanan kita, disarankan untuk mencatatkan setiap kegiatan pengeluaran tersebut melalui format apapun. Contohnya seperti biaya hidup sehari-hari, transportasi, pendidikan anak, dan lainnya. Dengan demikian, kita bisa mengetahui berapa besaran uang yang bisa kita tabung untuk dana darurat dan bahkan investasi.

Aliran kas bulanan bisa kita catatkan melalui pembukuan. Akan tetapi, saat ini sudah banyak tersedia aplikasi pencatat pengeluaran dan pemasukan yang tentunya semakin mempermudah kita.

2.      2.Hitung Besaran Dana Darurat yang Diinginkan

Setelah mengetahui besaran pengeluaran per bulan, barulah kita bisa mengetahui besaran dana darurat yang diinginkan. Terlebih dahulu kita harus merencanakan target seberapa lama besaran dana darurat dapat menopang hidup kita.

Misalnya kita memiliki pengeluaran bulanan sebesar Rp 5.000.000,-, maka besaran itulah yang menjadi basis perhitungan kita. Kita meneargetkan dana darurat bisa menopang hidup kita minimal setahun atau 12 bulan. Maka, besaran dana darurat minimal yang dibutuhkan ialah Rp. 60.000.000,-. Simpel bukan?

3.      3.Optimalkan Cash Flow Bulanan Kita

Untuk memastikan bahwa penerimaan kita dapat mencukupi kebutuhan kita, diperlukan manajemen cash flow kita agar dana dimanfaatkan secara efisien. Keluarkan dana jika memang kita membutuhkannya. Dan jangan keluarkan dana jika ujungnya hanya akan menjadi mubazir saja.

Penting bagi kita di sini agar tidak mudah terikut arus FOMO, sehingga kita akan membeli barang atau jasa yang sebenarnya tidak kita butuhkan.

Untuk menopangnya, kita juga bisa mencari sumber pemasukan lain selain sumber utama. Contoh yang paling simpel seperti kerja sampingan atau freelance, memiliki bisnis sampingan, pemanfaatan aset, dan investasi.

Nah gimana? Setelah membaca artikel ini, apakah kamu sudah mulai tertarik untuk mengumpulkan dana darurat? Ayo jangan tunda lagi.

Segera lakukan perencanaan sesuai dengan tips-tips tersebut dan alokasikan pemasukanmu untuk dana darurat. Insya Allah, hidup akan jadi lebih tenang dan lebih siap menghadapi segala ketidakpastian “cuaca” di masa depan. Seperti peribahasa “Sedia payung sebelum hujan” atau “Selalu sediakan jas hujan di motormu!”

Artikel ini adalah bagian dari latihan komunitas LFI supported by BRI

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan Sampai Perpisahan Memaksamu untuk Sadar

AC, Si Pendingin Ruangan di Tengah Kepanasan ternyata Dipelopori Seorang Dokter!