Perawang, Kota Kecil Sibuk tapi Slow-Living Masih Masuk

Artikel ini juga dipublikasikan di Kompasiana milik saya, kunjungi : https://www.kompasiana.com/iwankahfi/65f824b5c57afb4f8a589e96/perawang

Bagi sebagian besar orang, mungkin masih asing dengan nama Perawang. Tetapi, tidak untuk masyarakat di Provinsi Riau. Namun, di Perawang inilah berdiri berbagai macam tonggak penopang perekonomian Kabupaten Siak.

Perawang adalah satu kelurahan yang terdapat di Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Lokasinya tak jauh dari ibukota Pekanbaru, yaitu hanya sekitar 1-1,5 jam dari pusat kota dengan perjalanan darat via jalan PT. SIR.

Saat ini, saya sedang berdomisili di daerah Perawang ini. Dikarenakan saya bekerja di salah satu perusahaan pulp and paper terbesar di Indonesia yang berdiri di daerah ini.

Selama lebih dari 7 bulan saya tinggal di sini, saya ingin memberikan review singkat atas daerah ini berdasarkan pengamatan saya terhadap daerah ini dan interaksi dengan penduduk setempat.

Lebih Tenang dari Hiruk Pikuk Perkotaan

Karena statusnya adalah kelurahan di dalam kabupaten, maka kesan pedesaan masih sangat erat dengan Perawang. Bahkan, disini masih terlihat persawahan, kebun sawit, dan rawa-rawa. Tidak seperti wilayah perkotaan yang erat dengan Gedung-gedung tinggi dan lainnya.

Di pagi hari, suasana udara sangat sejuk karena masih cukup banyak kita temukan pepohonan rindang disini. Dengan kata lain, area penghijauan masih cukup terjaga.

Selama saya tinggal disini, belum pernah saya merasakan banjir. Yang ada paling hanyalah genangan air yang segera surut beberapa waktu kemudian.

Jalan utama Perawang pun sangat "Damai". Karena hanya diisi oleh kendaraan domestik seperti motor dan mobil pribadi. Bukan oleh truk-truk "Transformer" berukuran besar. Jadi lebih aman dan ramah untuk pengendara motor!

Sebenarnya Perawang itu Daerah "Sibuk"

Sebenarnya daerah Perawang itu cukup "sibuk" pada jam-jam tertentu. Terutama di pagi hari.

Maklum, mayoritas penduduk Perawang bermata pencaharian sebagai buruh. Baik buruh perusahaan besar yang berdiri di sini. Ataupun buruh lainnya, seperti penjaga toko, bengkel, dan lainnya.

Karena di sini nggak hanya perusahaan besar saja yang berdiri. Penduduknya pun cukup banyak yang memiliki UMKM-nya sendiri. Terbukti dengan di sepanjang jalan utama, banyak berdiri ruko yang menjual beraneka ragam komoditi.

Mulai dari restoran ampera, pakaian, elektronik, toserba, dan lain sebagainya.

Tidak hanya itu, buruh yang sudah berkeluarga pun tidak sedikit yang mengantarkan anaknya sekolah terlebih dahulu sebelum masuk ngantor.

Dikarenakan di sini berdiri pabrik, maka pada jam-jam pergantian shift pun akan ramai oleh para karyawan yang pergi/pulang dari pabrik. Seperti di sekitar jam 3 sore dan jam 11 malam.

Jadi kita nggak perlu khawatir kalau pulang malam. Karena, masih cukup banyak kita temui manusia di malam hari di sini. Dan nggak bakal kesepian!

Tetapi, sesibuk-sibuknya Perawang, malahan saya belum pernah ketemu dengan kemacetan lalu lintas disini. Mungkin ditambah juga faktor, lampu lalu lintas aktif yang ada di Perawang cuman 1. Tepatnya di simpang KPR 1.

Dan juga penduduk di sini tidak sepadat kota-kota besar.

Everyone's Must-Have Commodity: Motorcycle!

Satu hal yang menurut saya cukup unik, yaitu hampir seluruh penduduk di sini memiliki sepeda motor. Yaa, motor memang sangat dibutuhkan untuk mendukung mobilitas penduduk untuk pulang dan pergi bekerja, ataupun untuk rutinitas lainnya.

Bahkan saking seringnya motor dipakek, angkot kayak nggak diperlukan lagi disini. Kendaraan umum yang ada hanyalah ojek dan travel. Itupun travel digunakan jika kita ingin bepergian keluar Perawang, seperti Pekanbaru, Pangkalan Kerinci, Siak Sri Indrapura, hingga Sumatera Barat.

Ditambah, di Perawang masih cukup banyak ditemui jalan-jalan atau gang berukuran sempit. Sehingga, wajar bila orang-orang sini lebih memilih sepeda motor.

Kuliner di Perawang

Kuliner di sini saya bisa bilang, cukup "terstandar". Di pagi hari, mayoritas tersedia sarapan berupa lontong (paling mayoritas), nasi goreng, hingga bubur ayam dan nasi uduk (ada, tapi jarang ditemui).

Pada siang hari, warung makan ampera mulai membuka kedainya. Menu yang ditawarkan biasanya berupa nasi, lengkap dengan kuah gulai, sayuran, dan banyak jenis pilihan lauknya.

Malam di Perawang bisa dibilang sebagai "surganya makanan". Karena mulai dari sore menjelang malam, pilihan makanan membludak menjadi sangat banyak dibandingkan siang atau pagi harinya.

Banyak pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya di pinggir jalan. Mulai dari sate padang, martabak, bakpao, kebab, dan banyak lainnya. Pokoknya, dipenuhi oleh makanan berat hingga snack sekalipun.

Hiburan di Perawang

Kalo di Perawang ini, salah satu kekurangannya menurut saya ialah kurangnya tempat rekreasi ataupun hiburan. Jadi, kalo mau refreshing atau healing sejenak, kita harus pergi ke luar daerah. Ke Pekanbaru misalnya.

Tetapi, ada satu tempat yang menjadi tempat berkumpul masyarakat. Terutama saat sore hari, untuk mencari hiburan. Yaitu di Taman Motuyoko.

Taman Motuyoko ini ialah "taman kota" atau alun-alun yang ada di sini. Lokasinya sangat mudah dijangkau, karena terletak tepat di tepi jalan utama. Kondisinya sangat sejuk, karena ditumbuhi banyak pohon besar yang rindang.

Di pagi hari, taman ini relatif sepi dan hanya ada beberapa pengunjung yang datang untuk sekadar berolahraga atau menghirup udara segar. Keramaian ada di waktu sore hari. Banyak pedagang kaki lima yang berjualan aneka ragam makanan ringan di sini.

Tidak hanya itu, di bagian alun-alun juga banyak diisi permainan anak-anak. Seperti mobil-mobilan. Tata letak taman ini juga lumayan bagus, terutama setelah renovasi besar-besaran pada tahun 2022 lalu.

Kita bisa sekadar bersantai menikmati rindangnya pohon, atau mencoba mencicipi banyak sekali jenis snack yang ada. Atau berolahraga dengan memanfaatkan alat-alat olahraga sederhana yang tersedia di sini.

Penutup

Yaa, hari ini mungkin segitu dulu saja review singkat saya mengenai kota Perawang ini. Sebenarnya masih ada lagi yang ingin disampaikan. Apakah mau lanjut kalo mau part 2 nya?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan Sampai Perpisahan Memaksamu untuk Sadar

Miliki Dana Darurat, Untuk Hidup Anti Rungkat!

AC, Si Pendingin Ruangan di Tengah Kepanasan ternyata Dipelopori Seorang Dokter!