Kisahku Bersama Dompet Dhuafa Volunteer, Belajar Melayani Sesama
Dalam acara Tarhib Ramadhan 1443 H di Monpera, Palembang |
Dompet Dhuafa. Apa yang pertama kali Anda pikirkan ketika mendengar nama itu? Lembaga
filantropi Islam Dompet Dhuafa 31 Tahun telah berdiri, menemani suka dan duka
masyarakat Indonesia.
Tidak
terhitung sudah berapa senyum tersimpul akibat aksi dan kegiatan sosial
kemanusiaan yang diadakan Dompet Dhuafa. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan
jika kita menjuluki Dompet Dhuafa sebagai The Smiling Foundation dari
Indonesia.
Bagi
orang yang pernah terlibat secara langsung ataupun tidak, tentu tidak asing
lagi dengan nama tersebut. Nama yang telah mempermudah pihak donatur ataupun
penerima dalam menjalankan amal kebaikan.
Bersama
Dompet Dhuafa, donatur telah dipermudah untuk menjalankan kedermawanannya.
Pihak penerima pun dipermudah dengan lancarnya bantuan yang telah diterima,
sebagaimana haknya.
Belum
lagi dengan adanya banyak program yang dijalankan Dompet Dhuafa secara kreatif.
Sehingga, kesan hangat dan ramah selalu dirasakan oleh para penerima manfaat.
Lancarnya
arus bantuan dari donatur ke penerima melalui Dompet Dhuafa ini tentu tak lepas
dari peran berbagai pihak. Salah satunya, yaitu korps kerelawanan utama Dompet
Dhuafa yang disebut Dompet Dhuafa Volunteer (DDV).
Saya
pun memiliki cerita tersendiri bersama DDV, khususnya DDV Sumatera Selatan.
Tentu tak serta merta saya langsung mengenal DDV, melainkan saya harus kenalan
dahulu dengan induknya yaitu Dompet Dhuafa.
Seperti
apa kisah saya pertama kali kenalan dengan Dompet Dhuafa dan DDV?
Berawal dari Kurban 2021
Tahun
2021, Ibu Pertiwi sedang sekarat karena diserang oleh Pandemi Covid-19 varian
Delta. Banyak sekali anak-anak Ibu Pertiwi yang terinfeksi dengan gejala
menengah sampai berat. Rumah sakit penuh, dokter dan perawat kewalahan
menangani pasien di tengah persediaan logistik yang tidak mencukupi. Bahkan
semakin lama semakin menipis.
Tidak
hanya dari segi kesehatan, Covid-19 juga dengan pongahnya menyerang kehidupan
ekonomi Ibu Pertiwi. Banyak anak-anak Ibu Pertiwi yang terpaksa membatasi usahanya
mencari sesuap nasi dan segenggam lauk. Sehingga, dapur Ibu Pertiwi tidak
mengebul lagi dibuatnya.
Disitulah,
Dompet Dhuafa yang paling tegap berdiri membantu Ibu Pertiwi. Memang bukan
membantu dengan membunuh Covid-19 secara langsung, tetapi membantu Ibu Pertiwi
beserta anak-anaknya agar tetap kuat melawan serangan Covid-19.
Saya,
yang masih menjadi mahasiswa pun ingin ikut terlibat meringankan beban
anak-anak Ibu Pertiwi dalam perjuangan melawan Covid-19.
Mata
saya pun terpaku pada suatu program bernama Tebar Hewan Kurban (2021). Di mana,
saya bisa berkurban bersama Dompet Dhuafa sebagai penyelenggaranya. Salah satu
hal yang istimewa ialah penyalurannya tepat di daerah-daerah yang sangat
membutuhkan.
Sehingga,
saya pun tak perlu khawatir kurban saya akan meleset atau tidak tepat sasaran.
Lagi pula, Dompet Dhuafa yang telah berpengalaman selama 28 Tahun (pada tahun
2021 itu) pasti tahu betul siapa saja yang layak jadi penerima.
Dompet Dhuafa pun secara transparan memberikan
laporan penyelenggaraannya. Dalam bentuk luring dikirim ke rumah saya. Inilah
keistimewaan Dompet Dhuafa. Ditambah desain laporan yang sangat mencolok mata
sehingga nyaman untuk membacanya.
Kemasan paket bukti dokumentasi program Tebar Kurban 2021 bersama Dompet Dhuafa |
Dengan desain kekinian, saya makin yakin dengan Dompet Dhuafa. Terlebih, jika suatu saat saya ingin menyalurkan Zakat Fitrah sebagai kewajiban seorang muslim setiap bulan Ramadhan.
Jadi
makin yakin dengan Dompet Dhuafa. Walau jauh, tapi kita masih bisa tahu kabar
terbaru dari kurban kita.
Bergabung dengan DDV Sumatera Selatan
Awal
mula saya mengetahui DDV Sumsel ialah dari seorang teman, yang telah menjadi
anggotanya. Mulailah dari itu, saya gali informasi mengenai apa saja yang sudah
dilakukan oleh DDV Sumsel.
Mulailah
kemudian, saya tertarik untuk bergabung dengan DDV Sumsel. Dan ternyata MasyaAllah
TabarakAllah, kegiatannya sangat cocok dengan apa yang saya cari selama ini.
Yaitu, saya ingin aktif di kegiatan semacam “pengabdian masyarakat”. Karena
sebelumnya, saya juga pernah ikut Pengabdian Masyarakat yang diadakan kampus tempat
saya berkuliah pada tahun 2021.
Walaupun
begitu, menurut saya pengalaman saya di bidang sosial ini masih sangat minim.
Tetapi, rasa penasaran saya akan dunia sosial dan kerelawanan lebih dari
sekadar minim.
Ditambah
kebetulan saat itu saya baru saja wisuda dan masih menunggu panggilan kerja. Kesempatan
bagus buat mengisi waktu, pikir saya.
Dengan
mengikuti DDV Sumsel ini, saya bisa terlibat langsung dalam menebar
kebermanfaatan kepada manusia. Seperti bunyi salah satu hadits Nabi Muhammad Shalallahu
Alaihi Wassalam, yaitu:
“Sebaik-baik
manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad)
Pada
bulan November 2022, DDV Sumsel melakukan rekrutmen terbuka untuk angkatan ke-9.
Di sini perjalanan saya dimulai.
Tahap Awal Wawancara
Sebagai
tahapan awal rekrutmen, dilakukanlah wawancara yang bertujuan untuk mengenal
lebih dalam para pendaftar. Wawancara dilakukan secara luring di kantor DD
Sumsel.
Bersama Kak Habba. Foto diambil di lain kesempatan, yaitu saat persiapan Tebar Takjil di bulan Ramadhan 1443 H |
Tidak
hanya itu, saya juga bertemu dengan salah satu mentor agama Islam saya saat SMA
dulu yaitu Kak Habba (di SMA, saya memanggil beliau dengan sebutan Akhi).
Karena SMA saya dulu berbasis Iman dan Taqwa, maka setiap hari Selasa dan Kamis
rutin diadakan mentoring bernuansa Islami. Beliaulah yang menjadi mentor pada
kelompok kami. Sudah lama tidak bertemu beliau lagi, sejak lulus SMA di tahun
2018. Bahkan, kira-kira kami terakhir bertemu mungkin sekitar tahun 2017. Sudah
6 tahun lamanya tidak bertemu lagi.
Pada
sesi wawancara, saya bertemu dengan Mbak Penta dari DD Sumsel. Di awalnya, kami
melakukan perkenalan diri secara singkat. Seiring masuknya sesi wawancara,
arahnya kami berdiskusi mengenai apa itu DDV, apa saja programnya, dan apa
rencana yang akan saya lakukan ketika sudah bergabung nanti.
Katanya,
sesi wawancara ialah sarana untuk perekrut mencari tahu tentang kandidatnya.
Ternyata, yang saya jalani lebih mirip ke sesi tukar pikiran dan berdiskusi.
Membuat saya lebih antusias dan makin tidak sabar untuk segera bergabung.
Setelah
sesi wawancara selesai, kebetulan ada seorang pengusaha lokal di Palembang yang
memberikan beberapa bungkus bingkisan. Bingkisan tersebut berisi beberapa
produk bumbu dapur seperti sup krim, penyedap rasa, dan merica.
Pengusaha
tersebut, yang tidak ingin disebutkan namanya, ingin agar paket tersebut
dibagikan kepada siapapun yang sekiranya membutuhkan. Bingkisan yang ia beri
cukup banyak. Sehingga, saat itu bingkisan dibagi-bagikan ke beberapa staf DD
masing-masing sekitar 3-5 paket. Nantinya, masing-masing staf yang akan
membagikannya langsung ke penerima, lengkap dengan bukti berupa dokumentasi.
Memberi bingkisan amanah dari si pengusaha |
Salah
satu bingkisan saya berikan kepada seorang tetangga jauh saya. Tidak lupa saya
juga mengambil dokumentasi sebagai bukti kepada donatur. Sewaktu saya menyampaikan
bantuan tersebut, terlihat senyuman sumringah dari si ibu penerima bingkisan. Ia
bahagia walaupun hanya diberi bingkisan kecil seperti ini.
Alhamdulillah
belum lama saya bergabung, saya mendapat amanah sebagai Kepala Divisi Media dan
Informasi untuk kepengurusan tahun 2023. Keterpilihan saya ini berdasarkan
rekam jejak saya sebelumnya. Ditambah saya juga memiliki kemampuan desain
grafis, mengedit video, dan media sosial. Sekaligus, saya juga ingin menjadikan
posisi saya tersebut untuk mengembangkan lebih jauh kemampuan yang saya miliki.
Di sini, saya bertemu banyak rekan-rekan baru yang menemani perjalanan singkat saya bersama DDV Sumsel. Perlahan namun pasti, kami mulai menulis bab baru dalam rangkaian cerita hidup kami masing-masing.
Kaderisasi Awal DDV Sumsel
Tahap
awal kaderisasinya ialah melalui program Capacity Building yang diadakan DD
Sumsel. Kami mendapat empat tema pelatihan untuk bekal kami memegang
kepengurusan, yaitu Motivasi Kerelawanan, Project Management, Arah Spirit
Gerakan DDV Sumsel 2023, dan Manajemen Kerelawanan.
Materinya
sangat menarik begitu juga cara penyampaiannya, memberikan kami yang masih baru
ini wawasan mendalam terkait kerelawanan. Mengingat saya saat itu masih
cukup awam dengan dunia tersebut.
Saya
ingin mengutip salah satu perkataan dari narasumber. Yaitu, kita harus membawa
proyek sosial yang membantu menyelesaikan permasalahan. Jadi, proyek kita akan
berdampak langsung kepada penerima dan lebih melekat di hati mereka.
Dengan
kata lain, kalau kita ingin membantu orang kita hendaknya mengetahui apa yang
mereka perlukan. Tentunya, kita harus meriset lokasi dan calon penerima bantuan
langsung. Kalau proyek sosial kita tidak berdampak, ya jadinya seperti cuma
pahlawan kesiangan.
Bahkan,
hingga urusan SOP (Standard Operational Procedure) keadministrasian DDV
pun kami dapatkan. Semua ini demi memastikan kelancaran kegiatan, karena setiap
kegiatan pasti tidak lepas dengan yang namanya urusan administrasi. Bisa dikatakan,
urusan administrasi diibaratkan sebagai roda mobil. Jika mobil tidak ada roda, atau
rodanya yang rusak, hanya membuat mobil tidak dapat berjalan sama sekali.
Karena
acara sudah sore, di mana sudah terasa lapar, sepertinya DD Sumsel sudah paham
itu. Kami mendapatkan sekotak nasi. Jumlahnya sedikit berlebih dibandingkan
penerima.
Pemberian langsung bantuan kepada para pejuang nafkah di jalanan |
Bisa
jadi ini semacam praktek langsung dari pelatihan yang baru saja kami ikuti.
Bahkan, tanpa persiapan apapun. Hanya spontan saja, tergerak dari hati nurani
kami masing-masing.
Penerima
bantuan kami saat itu ialah pejuang nafkah yang ada di jalanan, seperti petugas
kebersihan, tunawisma, dan sejenisnya. Dan kebanyakan dari mereka sudah berumur
sepuh.
Di
sinilah titik awal saya mulai terasa kliknya dengan tujuan dari
kegiatan-kegiatan DDV. Yaitu, dengan melakukan kebaikan dan menciptakan
kebahagiaan antara kita sebagai pemberi dan penerima.
Semua
penerima nasi kami itu sama, yaitu sama-sama merasa bahagia. Terpancar senyuman
dari mereka sewaktu menerima bantuan kami.
Kami
pun sebagai pemberi, saat itu sedang dalam semangat yang tinggi sehabis menerima
pencerahan dari para mentor di pelatihan. Ditambah melihat senyuman bapak-ibu
penerima.
Apalagi,
sesama rekan DDV pun kebanyakan masih seumuran dengan saya. Bisa saya anggap
sebagai teman sendiri.
Melakukan
kegiatan sosial bersama-sama teman merupakan suatu hal yang sangat langka. Di
saat kebanyakan anak muda zaman sekarang ini menghabiskan waktu dengan bergalau ria memikirkan cinta yang bertepuk sebelah tangan, di DDV malah diajarkan untuk saling berbagi.
Jadi
saya pun belajar. Bahwa dengan berkegiatan sosial, kedua belah pihak bisa
memperoleh kebahagiaannya masing-masing.
Selalu Berbagi
Hari
demi hari tak luput dari kegiatan berbagi. Bagaimana tidak, slogannya saja “1
Hari 1 Kebaikan”. Otomatis kita harus membiasakan diri setiap hari berbuat
kebaikan.
Apalagi di bulan Ramadhan, ladang pahala. Kami memiliki kegiatan rutin Tebar Takjil, bekerja sama dengan komunitas bernama Ahad Manfaat Sumsel.
Persiapan pembagian takjil |
Dengan begitu, kami tidak hanya belajar untuk berbagi dan berbuat baik. Kami juga menyambung silaturahmi dengan komunitas lain, berkolaborasi bersama dalam kebaikan.
Festival Ramadhan 1443 H
Salah satu penampilan dari peserta tim hadroh di acara Festival Ramadhan 1443 H DDV Sumsel |
Derung dan kerincingan rebana menggema seisi gedung. Diikuti alunan musik nasyid nyaring terdengar, seakan tak mau kalah. Seisi gedung mall pun berdecak kagum dibuatnya. Serentak setelah musik selesai, bunyi tepuk tangan bergantian memenuhi seisi mall.
Itulah suasana yang terjadi saat kegiatan Festival
Ramadhan 1443 H, kolaborasi pertama kali DDV Sumsel dan OPI Mall Palembang. Diisi
dengan perlombaan nasyid dan hadroh se-Sumatera Selatan. Menjadikan ini sebagai
event terbesar dari DDV Sumsel.
Bersama sebagian anggota panitia acara Festival Ramadhan 1443 H |
Suatu kebanggaan bagi kami, karena kepengurusan
kamilah yang mempelopori acara ini. Saya dipercaya menjadi ketua panitia acara,
dibantu dengan anggota kepengurusan lainnya dan pihak Dompet Dhuafa Sumsel
terutama Kak Iqbal, Manajer Fundraising DD Sumsel.
Kata sambutan dari saya selaku Ketua Panitia Pelaksana |
Kami
juga memanfaatkannya sebagai sarana untuk mengenalkan eksistensi DDV Sumsel ke
publik. Sehingga, diharapkan makin banyak yang kenal dengan DDV Sumsel dan bergabung
untuk menyebarkan kebaikan bersama kami.
Dan
tidak lupa, berbagi selalu. Sebagai selingan, kami juga mengadakan pembagian
takjil eco-green di jalan raya sekitar lokasi mall. Takjil eco-green ialah
konsep pembagian takjil yang ramah lingkungan. Yaitu dengan menggunakan kemasan
ramah lingkungan, bukan menggunakan plastik. Sehingga, sekaligus kita juga bisa
menjaga lingkungan.
Kami
pun juga membagikan takjil kepada para peserta lomba. Tujuannya tidak lain
yaitu sebagai promosi salah satu kegiatan rutin dari DDV Sumsel itu sendiri.
Tidak
hanya untuk berbagi, tetapi juga jadi ajang promosi dan praktek langsung
kegiatan DDV Sumsel ke masyarakat luas.
Kado Lebaran buat Anak Yatim
Di acara Kado Lebaran buat Anak Yatim bersama Dompet Dhuafa Sumsel |
Berseling
hanya satu hari setelah Festival Ramadhan 1443 H, kami pun langsung ditugaskan
oleh DD Sumsel dalam acara Kado Anak Yatim dengan tema Semarak Ramadhan Berbagi
Bersama Anak Yatim pada 16 April 2023 di salah satu mall di kota Palembang.
Bersama salah satu penerima manfaat kegiatan. Bayangin, satu anak harus dikawal oleh dua orang seperti kita haha |
Nantinya,
masing-masing anak akan diberikan limit bujet tertentu dan dibiarkan
berkeliling area perbelanjaan dengan didampingi oleh relawan DDV Sumsel. Di
sinilah bagian berbagi yang unik. Anak yatim akan bebas berkeliling membeli
barang-barang yang ia sukai. Tentunya dengan limit bujet yang telah ditentukan.
Anak-anak
sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Terlihat dari mereka yang hilir
mudik mondar mandir mencari barang-barang kesukaannya sehingga membuat relawan
sedikit kerepotan mengikutinya. Namun, para relawan tampak memancarkan wajah
bahagia, senang karena berbagi tepat sasaran kepada yang membutuhkan. Di bagian
inilah, kami mulai untuk belajar melayani dan membahagiakan anak yatim sesuai
dengan anjuran Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam.
Bertemu pasti Berpisah
Berfoto bersama seluruh panitia, bintang tamu, dan penerima manfaat program Semarak Ramadan Berbagi Bersama Anak Yatim |
Setiap
pertemuan pasti ada perpisahan. Qadarullah, di bulan Agustus 2023, saya Alhamdulillah
mendapatkan pekerjaan pertama saya di Provinsi Riau. Menjauhkan saya
dari keseruan kampung halaman, termasuklah DDV Sumsel.
Sehingga,
saya pun mau tidak mau harus melepaskan status kepengurusan di tengah jalan.
Karena, perjalanan karir harus saya tempuh untuk menerapkan ilmu yang saya
terima selama kuliah dan sebagai bentuk bakti saya sebagai anak kepada orang
tua.
Rasanya
agak berat meninggalkan rumah yang telah saya tinggali sementara ini. Rumah
yang telah mengajarkan saya arti berbagi kebahagiaan kepada sesama. Sekaligus
sebagai wadah untuk mengembangkan kemampuan profesional dan personal saya, yang
tentunya sangat berguna ketika kelak membangun karir.
Walaupun
begitu, saya tetap berharap di masa yang akan datang nanti dapat berkontribusi
langsung kembali bersama DDV Sumsel. Yaitu, ialah dengan mendapatkan pekerjaan
dan mengembangkan karir di kota sendiri, Palembang.
Mengingat,
kondisi orang tua saya kini juga sepuh dan sering sakit-sakitan. Kasihan juga
sebenarnya, sementara anaknya sedang merantau jauh dari rumah. Mungkin saat
ini, kondisinya ditambah sedikit cemas dengan anaknya nan jauh di sana.
Status
saya sekarang memanglah bukan pengurus lagi, tetapi saya tetap tercatat menjadi
anggota volunteer DDV Sumsel Angkatan 9 sampai kapan pun.
Bagi
saya, DDV Sumsel ibaratkan sebagai rumah. Sejauh apapun penghuninya berkelana,
rumah tetaplah akan menerima penghuninya kapan pun ia pulang.
Kapan
saja, saya siap apabila ada adik-adik tingkat yang membutuhkan bantuan ataupun
konsultasi terkait acara DDV Sumsel mendatang.
Setelah pembagian nasi kotak dari acara Capacity Building |
Harapannya,
akan ada variasi-variasi yang lebih baik, kreatif, dan inovatif pada
tahun-tahun mendatang. Sehingga, akan lebih banyak orang yang mengetahui
eksistensi DDV Sumsel dan tertarik untuk bergabung bersama untuk membangun
rumah kebaikan.
Sebagai
penutup, saya juga ingin mengucapkan terima kasih ke rekan-rekan DDV Sumsel
2023 yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.
Waktunya
memang singkat, tetapi kenangannya begitu melekat. Terima kasih kepada DD
Sumsel dan rekan-rekan DDV Sumsel kepengurusan 2023 untuk warna dalam hidupku
dan banyak kenangan indah yang tak terlupakan bersama.
Salam
sukses dan jaya selalu untuk DDV Sumsel, Dompet Dhuafa, dan kita semua.
Tidak harus bergabung komunitas relawan untuk menjadi relawan. Lakukanlah kebaikan sederhana minimal #1Hari1Kebaikan, maka kamu sudah layak disebut relawan.
“Memberi makan hewan-hewan terlantar, aku adalah relawan!
Mengambil sampah-sampah yang berserakan, aku adalah relawan!
Memberi kursi duduk di bus untuk lansia, aku adalah relawan!”
- Lagu Selamat Hari Relawan Sedunia #VolunteerIsMe
Dengan kebaikan yang konsisten, Insya Allah Anda bakalan lebih mudah untuk mewujudkan 30 Hari Jadi Manfaat versi Anda masing-masing.
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog 31 Tahun Dompet Dhuafa Melayani Masyarakat.
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa
Komentar
Posting Komentar